Selasa, 29 November 2011

sejarah patung liberty




Patung Liberty adalah sebuah karya monumental seni pahat yang melambangkan kebebasan bagi seluruh dunia. Nama patung ini sebenarnya adalah “Liberty Enlightening the World” atau Liberty yang menyinari dunia. Patung ini di gambarkan sebagai seorang wanita yang sedang membebaskan diri dari belenggu tirani dengan tangan kanan yang memegang sebuah obor dengan api yang menyala, ini melambangkan kebebasan. Sementara tangan kirinya memegang sebuah buku dengan tulisan “July 4, 1776” (dengan angka Romawi), hari kemerdekaan Amerika. Dia mengenakan jubah yang menjuntai dan 7 bayangan dari paku besar pada mahkotanya melambangkan 7 samudra dan benua.


Patung Liberty memiliki tinggi kurang leih 46 m (151 ft)b. Jika di hitung dari dasar, patung ini memiliki tinggi sampai 93 m (305 ft). Lapisan patung ini terbuat dari lempengan tembaga tempa debnan ketebalan 2.4 mm (0.01 in) yang di pasang pada rangka besi. Rangka besinya di buat oleh Insinyur Perancis, Gustave Alexandre Eiffel, yang juga pembuat menara Eiffel di Paris.
Alas patung ini di desain menggunakan beton dan granit oleh arsitek Amerika, Richard Morris Hunt. Sebuah dinding berbentuk bintang mengelilingi alas setinggi 47-m (154-ft) ini. Dinding ini adalah bagian dari Fort Wood, tembok yang di bangun awal abad 19 untuk mempertahankan kota New York selama berlangsungnya perang 1812 (1812-1815).
Sejarah


Awalnya, patung Liberty di buat sebagai monumen untuk mengingatkan adanya aliansi yang pernah terjadi antara Perancis dan Amerika selama terjadinya Revolusi Amerika (1775-1783). Patung ini di deasin oleh pemahat Perancis, Frédéric-Auguste Bartholdi dan selesai pada bulan Juli 1884. Rakyat Perancis menyumbangkan uangnya untuk membangun patung ini. Pemerintah SAmerika sendiri membangun landasan untuk patung ini dari dana yang di himpun oleh pengusaha surat kabar yang bernama Joseph Pulitzer.
Patung ini pertamakali di pamerkan di Paris, kemudian di bongkar dan di kirimkan ke New York, dan di pasang ulang seperti saat ini. Patung ini di resikan. Patung Dewi kemerdekaan tersebut
dipersembahkan oleh rakyat Prancis kepada rakyat Amerika, sebagai hadiah ulang
tahun kemerdekaan Amerika yang ke-100.
Setelah
selesai dibuat di Prancis, patung tersebut dibongkar, dan dikemas dalam 200 dibuat
muatan besar untuk dikirim ke Amerika. Patung Liberty selanjutnya disusun
kembali di Bedloe’s Island di mulut pelabuhan Kota New York. Sedemikian lama
proses pengepakan ini, hingga patung Liberty baru bisa diresmikan ,oleh presiden Amerika, Grover Cleveland pada 28 Oktober 1886 sepuluh tahun setelah HUT kemerdekaan Amerika yang ke-100.
Dengan
tinggi 46 meter dan berat 204 ton, Patung Liberty berdiri diatas landasan
setinggi 46 meter. Bagian dalamnya diisi oleh rangka baja, sementara bagian
luarnya dibuat dari plat tembaga. Rangka baja patung Liberty, dibuat dan
dirancang oleh Gustave Eiffel, orang yang juga merancang dan membangun Menara
Eiffel.

fenomena

jika anda ingin mengetahui lebih banyak tentang informasi fenomena alam klik disini

lubang terbesar di dunia

Sebagian orang meyakini lubang-lubang ini adalah murka Tuhan di muka bumi dan menamakan jalan ke neraka. Lubang ini dibuat di berbagai belahan dunia baik karena karya-karya manusia seperti 

penambangan yang telah ditinggalkan atau karena fenomena alam seperti jatuhnya meteor yang membuat dinosaurus punah, tapi hari ini tempat2 itu sangat populer sebagai tempat liburan mereka. ini gan gambar2nya....

1. Siberia bagian Timur 

Di Siberia bagian Timur, Rusia ada satu lubang bekas tempat penggalian berlian. Mungkin saja ini adalah lubang terbesar di bumi. Lubang tersebut dalamnya 525 meter dan lebarnya 1,25 kilometer. Banyak orang telah melihat lubang satu ini..

Para pakar mereka menilai bahwa penambangan intan ini hasil ulah manusia terburuk yang pernah ada di dunia. Pada kedalaman 525 meter dan diameter atas 1200 meter, bahkan telah dibuat aturan larangan terbang di atas zona lubang karena beberapa helikopter pernah jatuh kedalam lubang tersebut.
Karena Saking dalamnya lubang tambang tersebut, membuat helikopter yang terbang di atasnya mengalami kecelakaan tersedot ke bawah oleh aliran udara dari tambang tersebut. Sejak itu ada larangan terbang di zona udara lubang tambang berlian tersebut.
2.Kimberley Big Hole – South Africa
Rupanya tangan terbesar yang pernah digali penggalian di dunia, 1097 meter ini dalam tambang menghasilkan lebih dari 3 ton berlian sebelum ditutup pada tahun 1914.

3. Glory Hole – Monticello Dam, California
Sebuah lubang kemuliaan digunakan ketika sebuah bendungan berada pada kapasitas penuh dan air harus dikeringkan dari reservoir. Ini adalah ‘Glory Hole’ at Monticello dam, dan itu yang terbesar di dunia dari jenis katup, ukurannya memungkinkan untuk mengkonsumsi 14.400 meter kubik air setiap detik

MENGGULUNG MOTOR LISTRIK 1 FASA dan 3 FASA

Untuk menggulung ulang motor satu fase, rumus yang digunakan sama dengan rumus motor 3 fase, hanya saja dianggap dua fase.
Supaya terjadi dua fase, Belitan Utama (BU) dibuat dari kawat yang lebih besar dari Beltan Bantu (BB) dan pada belitan bantu dihubungkansebuah kapasitor yang nilainya tertentu.
Contoh Belitan :
A. Motor satu fase dua (2) pasang kutub, Alurnya 24
Ys = G/2p =24/4 =6
Langkah belitan adalah 1 -7
Q =G/2p.m =24/4.2 =3
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 3.
K = G /2p =24/4=6
Tiap kutub terdiri dari 6 kumparan
KAR = 360/G =360/24 =15 radian
Jarak antar alur 15 radian
KAL =KAR .p =15. 2=30 listrik
Kp =90/KAL =90/30 = 3
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 4
Dafar belitannya sebagai berikut.
I 1-7 I I 21-15 I -------------------- I 4-10 I I 24-18 I
A I 2-8 I I 20-14 I a ----------------B I 5-11 I I 23-17 I b
I 3-9 I I 19-13 I ---------------------I 6-12 I I 22-16 I
Gambar bentangan :




B. Motor satu fase dua (2) pasang kutub, Alurnya 36
Ys = G/2p =36/4 =9
Langkah belitan adalah 1 -10
Q =G/2p.m =36/4.2 = 4.5
Berarti jumlah kumparan Belitan Utama 5 adalah Belitan Bantu 4.
K = G /2p = 36/4 = 9
Tiap kutub terdiri dari 9 kumparan
KAR = 360/G =360/36 =10 radian
Jarak antar alur 10 radian
KAL =KAR .p =10. 2 = 20 listrik
Kp =90/KAL =90/20 = 4.5
Sehingga fasa berikutnya di mulai dari alur 5
DOWNLOAD SOFTWARE MENGGULUNG MOTOR > DOWNLOAD

MENGGULUNG MOTOR LISTRIK 3 FASA

I.BAGIAN -BAGIAN MOTOR 3 FASA
Motor 3 fasa pada dasarnya terdiri dari Stator yaitu bagian yang diam (statis) dan Rotor yaitu bagian yang bergerak / berputar (rotasi).

II.ALAT DAN BAHAN
Peralatan yang harus disediakan sebagai acuan dalam melilit stator adalah sebagai berikut:
A. Alat :
1. Kunci pas/ring
2. Obeng
3. Tracker
4. Palu
5. AVO meter
6. Megger/insulation tester
7. Solder
8. Tacho meter
9. Sikat kawat


A. Bahan :
1. Kawat email
2. Kertas prispan/insulation paper
3. Lak/insulation laquer
4. Selongsong (slove)
5. Kertas gosok
6. Kabel NYAF
7. Pelumas/grace
8. Kuas
9. Timah/tinnol
III.TEORI PENDUKUNG
A. Bentuk kumparan:
1. Memusat/konsentris/spiral winding
2. Jerat/buhul/lap winding
3. Gelombang

A. Rumus-rumus
Ujung-ujung kumparan diberi tanda dengan huruf-huruf U,V,W,X,Y, dan Z.bila pangkal diberi tanda U maka ujungnya X, pangkal V ujungnya Y dan pangkal W ujngnya Z.
Syarat jumlah slot, perhitungan jumlah slot harus bisa dbagi 4 dan 3


C. CONTOH PERHITUNGAN
1.Stator motor 3 fasa mempuyai alur (g)12 alur , jumlah kutub (2p)=4, single layer.
Penyelesaian :
Ys = G/2p =12/4 =3
Sehingga ujung kawat di masukkan pada alur nomor 1,maka ujung lainya pada alur nomor 4.
Q =G/2p.m =12/4.3 =1
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 1.
K = G /2p =12/4=3
Tiap kutub terdiri dari 3 kumparan
KAR = 360/G =360/12 =30 radian
Jarak antar alur 30 radian
KAL =KAR .p =30 . 2=60 listrik
Kp =120/KAL =120/60 =2
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 3
Dafar lilitan : sigle layer berarti dalam satu alur hanya ada satu kumparan .
U | 1-4 I I 7-10 I X
V I 3-6 I I 9-12 I Y
W I 5-8 I I 11-2 I z
Gambar bentangan :



2. Double layer, sama seperti soal no 1 namun belitan yang digunakan adalah belitandouble layer
U I 1-4 I I 7 - 4 I I 7-10 I I 1-10 I X
V I 3-6 I I 9 - 6 I I 9-12 I I 3-12 I Y
W I 5-8 I I 11-8 I I 11-2 I I 5 - 2 I z



3 .Perencanan motor 3 fase dengan jumlah alurnya 24 dan 36
Kutubnya dibuat 4 buah dengan belitan single layer.
Penyelesaian :
A. Untuk stator dengan 24 alur
Ys = G/2p =24/4 =6
Langkah belitan adalah 1 -7
Q =G/2p.m =24/4.3 =2
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 2.
K = G /2p =24/4=6
Tiap kutub terdiri dari 6 kumparan
KAR = 360/G =360/24 =15 radian
Jarak antar alur 15 radian
KAL =KAR .p =15. 2=30 listrik
Kp =120/KAL =120/30 =4
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 5
Dafar belitannya sebagai berikut.
U I 1-7 I I 13-19 I X
I 2-8 I I 14-20 I

V I 5-11 I I 17-23 I Y
I 6-12 I I 18-24 I
W I 9-15 I I 21-3 I z
I 10-16I I 22-4 I
Gambar bentangan :




Penyelesaian :
B. Untuk stator dengan 36 alur
Ys = G/2p =36/4 =9
Langkah belitan adalah 1 -10
Q =G/2p.m =36/4.3 =3
Berarti jumlah kumparan tiap kelompok adalah 3.
K = G /2p =36/4=9
Tiap kutub terdiri dari 6 kumparan
KAR = 360/G =360/36 =10 radian
Jarak antar alur 15 radian
KAL =KAR .p =10. 2=20 listrik
Kp =120/KAL =120/20 =6
Kalau fasa pertama di mulai dari alur 1 maka fasa kedua dari alur ke 7
Dafar belitannya sebagai berikut.
U I 1-10 I I 19-28 I X
I 2-11 I I 20-29 I
I 3-12 I I 21-30 I
V I 7-16 I I 25-34 I Y
I 8-17 I I 26-35 I
I 9-18 I I 27-36 I
W I 13-22I I 31-4 I z
I 14-23I I 32-5 I
I 15-24I I 33-6 I
Gambar bentangan : 

Motor dengan kecapatan ganda
Motor dengan kecepatan ganda atau dua kecepaan ini bisa dibangun dengan dua cara, pertama memang belitan motor tersebut ada dua, misalnya satu belitan dengan kecepatan 3000 rpm, dan pada stator yang sama dibelitkan belitan kedua dengan kecepatan 1000 rpm, hal demikian tentu saja keterampilan yang sudah diperoleh sudah mencakupi, adapun cara kedua yaitu belitan Dahlander.
Belitan jenis ini tidak menggunakan rumus – rumus karena hanya mengembangkan system penyambungan belitan, berikut ini diberikan contoh – contoh belitan dahlander :
a. untuk motor dengan 24 alur

b. untuk motor dengan 36 alur

Rabu, 23 November 2011

DASAR ELEKTRONIKA DAYA

Pada Sistem tenaga listrik terdapat penggunaan komponen elektronika yang umumnya dipakai dalam rangkaian pengaturan motor-motor listrik.  Komponen-komponen elektronika yang dipergunakan pada sistem tenaga listrik pada prinsipnya harus mampu menghasilkan daya yang besar atau mampu menahan disipasi daya yang besar.

Elektronika daya meliputi switching, pengontrolan dan pengubah (konversi) blok-blok yang besar dari daya listrik dengan menggunakan sarana peralatan semikonduktor. Dengan demikian elektronika daya secara garis besar terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu :

1. Rangkaian Daya
2. Rangkaian kontrol

Pada gambar berikut menunjukkan hubungan antara kedua rangkaian diatas yang terintegrasi menjadi satu, dimana keduanya banyak memanfaatkan peralatan semikonduktor.



Rangkaian daya terdiri dari komponen Dioda, Thyristor dan Transistor Daya. Sedangkan rangkaian kontrol terdiri atas Dioda, Transistor dan rangkaian terpadu (Integrated Circuit / IC).

Dengan menggunakan peralatan-peralatan yang serupa keandalan dan kompatibilitas dari perlengkapan (sistem) akan dapat diperbaiki. Elektronika daya merupakan bagian yang penting dalam industri-industri, yaitu dalam pengontrolan daya pada sistem, proses elektronika dan lain-lain.

I. DIODA

Dioda merupakan penyatuan dari lapisan P dan N sebagaimana gambar struktur dan simbol lapisan.



Syarat dioda dalam keadaan ON adalah Vak positip sedangkan untuk OFF adalah Vak negatif.



Karateristik tersebut menggambarkan hubungan antara arus dioda (IR dan IF) agar Vak dalam kondisi menahan arus (OFF) maupun dalam keadaan mengalir (ON). Dalam keadaan OFF, Vak = Vr = negatif, maka dioda menahan arus namun terdapat arus bocor Ir yang kecil.

Dalam keadaan ON, Vak = Vf = positif, dioda mengalirkan arus namun terdapat tegangan jatuh pada dioda = ∆ Vf, dan jika ∆ Vf ini makin besar untuk arus dioda yang makin tinggi, berarti rugi konduksi If * ∆ Vf naik. Terlihat pula pada karateristik dioda diatas bahwa bila Vr terlalu tinggi dioda akan rusak.

Karateristik Switching

Karateristik ini menggambarkan sifat kerja dioda dalam perpindahan keadaan ON ke OFF dan sebaliknya.



Dioda akan segera melalukan arus jika Vr telah mencapai lebih dari Vf minimum dioda kondusif dan pada saat OFF terjadi kelambatan dari dioda untuk kembali mempunyai kemampuan memblokir tegangan reverse. Dari gambar diatas tgerlihat adanya arus balik sesaat pada dioda, dimana arus balik ini terjadi pada saat peralihan keadaan dioda dari kondisi ON ke kondisi membloking tegangan reverse.

Dengan adanya sifat arus balik, maka diperoleh dua jenis penggolongan dioda yaitu :
1. Dioda Cepat, yaitu dioda dengan kemapuan segera mampu membloking
tegangan reverse yang cepat, orde 200 ns terhitung sejak arus forward dioda
sama dengan 0 (nol).

2. Dioda Lambat, yaitu untuk hal yang sama dioda memerlukan waktu lebih lama,
Q32 > Qs1.

Terminologi karateristik dioda

Trr : Reverse Recovery Time, waktu yang diperlukan dioda untuk bersifat membloking tegangan forward.
Tjr : Waktu yang diperlukan oleh Juction P-N untuk bersifat membloking.
Tbr : Waktu yang diperlukan daerah perbatasan Junction untuk membentuk zone bloking.
Qs : Jumlah muatan yang mengalir dalam arah reverse selama perpindahan status dioda ON ke OFF.

Dioda jenis lambat banyak digunakan pada rangkaian konverter dengan komutasi lambat/natural, seperti rangkaian penyearah. Sedangkan Dioda jenis Cepat dipergunakan pada konverter statis dengan komutasi sendiri seperti misalnya pada DC Chopper, konverter komutasi sendiri dll.

Kemampuan Tegangan
Dioda bersifat memblokir tegangan reverse, ternyata mampu menahan tegangan tersebut tergantung pada karateristik tegangan itu sendiri.



VRWM = Puncak tegangan kerja normal.
VRRM = Puncak tegangan lebih yang terjadi secara periodik.
VRSM = Puncak tegangan lebih tidak periodik.

Kemampuan Arus Dioda

Adanya tegangan jatuh konduksi ∆ Vf menyebabkan rugi daya pada dioda yang keluar dalam bentuk panas. Temperatur junction maksimum terletak antara 110°C - 125°C. Panas yang melebihi dari temperatur ini akan menyebabkan dioda rusak. Temperatur maksimum ini dapat dicapai oleh bermacam-macam pembebanan arus terhadap dioda.



If (AV) : Arus rata-rata maksimum yang diijinkan setiap harga arus rata-rata akan menghasilkan suatu harga temperatur akhir pada junction dioda. Batas If (AV) ini juga tergantung pada temperatur ruang dan jenis sistem pendinginan (Heat-sink).

If (RMS) : Harga effektif maksimum arus dioda. Harga rata-rata yang di bawah If (∆V) maksimum, belum menjamin keamanan operasi dioda terutama arus beban dioda dengan form factor yang tinggi. ( Rate Mean Square )

If (RM) : Harga puncak arus lebih periodik yang diijinkan.

If (SM) : Harga puncak arus lebih non periodik yang diijinkan

T : Batas integral pembebanan arus dimana dioda masih mampu mengalaminya.

Besaran ini berlaku untuk ½ cycles atau 1 ms dan merupakan pedoman dalam pemilihan pengaman arus.

Contoh data Fast Dioda Type MF 70
Maximum repetitive peak reverse voltage, Vdrm = 1200 Volt.
Mean forward current, If (AV) = 70 A
RMS forward current, Irms max = 110 A
Non repetitive forward current, If (ms) = 700 A
Forward V-Drop, Vfm=V, pada Ifm = 210 A
Peak reverse current, Irm = 5 mA
Reverse recovery time, trr = 200 ns
Stored, charger, Qrr = T µc (Qs)
Thermal resistance, Rth-jc = 0,37°C/w

Pada artikel lanjutan akan dibahas mengenai: SCR (Silicon Controlled Rectifier), TRIAC (Trioda Alternating Current Switch), DIAC (Bilateral Trigger Dioda) dan UJT (Uni-Juntion Transistor).

Sistem Pengendali Mekanik dan Magnetik (Elektromagnetik)

Dalam sistem pengendali elektromagnetik ada dua diagram gambar yang sering digunakan, yaitu diagram kontrol dan diagram daya. Yang termasuk diagram kontrol antara lain :

- Pengaman arus kontaktor magnit : sekering / MCB (kecil).
- Tombol tekan stop.
- Tombol tekan start : tombol kunci start, dll.
- Koil konduktor magnit.
- Kontak-kontak bantu kontaktor magnit NO, NC.
- Kontak-kontak bantu timer NO, NC.
- Kontak-kontak bantu TOR.
- Lampu tanda.
Arus yang mengalir pada rangkaian ini relatif kecil, karena beban listrik pada rangkaian ini adalah koil kontaktor magnit saja. Sedangkan yang termasuk diagram daya antara lain :
- Pengaman arus beban : sekering / MCB.
- Kontak-kontak utama kontaktor magnit.
- Kontak-kontak pengaman arus lebih (TOR).
- Terminal-terminal transformator.
- Terminal-terminal resistor.
- Terminal-terminal induktor.
- Terminal-terminal kapasitor kompensasi.
- Terminal-terminal belitan motor / beban lainnya.
Selanjutnya secara berturut-turut diuraikan pengoperasian sistem pengendali elektromagnetik dengan diagram kontrol dan diagram daya pada kendali motor masing-masing sebagai berikut :
1. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung (Direct on line)
2. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor langsung dengan TOR
3. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor putar kanan-kiri
4. Diagram kontrol dan diagram daya pengendali starter motor dengan pengasutan Y – ????
5. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor dengan pengasutan autotrafo
6. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali starter motor rotor lilit dengan pengasutan resistor
7. Diagram kontrol dan diagram daya pengendali motor dua kecepatan
8. Diagram kontrol dan diagram daya Pengendali motor Dahlander
4.3.5.1 Pengendali motor langsung (Direct on line)
Pengendali DOL digunakan untuk motor-motor berkapasitas kecil (dibawah 4 kVA). Untuk mengoperasikan motor, cukup sederhana, yaitu dengan memutar saklar putar S1 ke posisi “on”, sehingga ada arus listrik pada “coil” K1 dan kontaktor menghubungkan jaringan dengan motor.
Motor berputar disertai kontak K1 menyambung, sehingga lampu tanda H1 menyala. Bila pada rangkaian motor terjadi hubung singkat, maka sekering F7 akan putus, sehingga motor berhenti. Sedangkan dalam kondisi normal, untuk menghentikan motor dengan memutar saklar S1 ke posisi “off”. Untuk memelihara pengendali motor ini, rangkaian pengendalinya dikelilingi panel, sehinggga bebas dari debu ataupun percikan air. Secara berkala yang perlu dilakukan untuk pemeliharaan antara lain semua sambungan pada terminal jangan sampai ada yang kendor, dan juga permukaan kontaktor dijaga tetap bersih dengan menyemprotkan “contact cleaner”.
4.3.5.2 Pengendali Motor Langsung Dengan TOR
Pengendali motor ini hampir sama dengan Pengendali Motor Langsung (DOL), hanya yang membedakan adalah adanya tambahan pengaman arus lebih TOR (Thermal Overload Relay). Jadi pengaman arusnya ada dua yaitu pengaman arus lebih oleh TOR dan pengaman arus hubung singkat oleh F7. Rangkaian TOR disambungkan secara seri pada saklar magnit. Bila ada arus lebih, maka bimetal TOR menjadi panas dan melengkung, sehingga kontak NC F1 dan aliran arus listrik coil magnit terputus. Dengan demikian kontak saklar magnit lepas dan motor berhenti.
4.3.5.3 Pengendali Motor Putar Kanan-Kiri
Bila saklar S1 ditekan, maka coil k1 aktif karena adanya aliran arus ke coil. Saklar magnit bekerja dan putaran motor kearah kanan. Untuk menghentikan motor ada dua, yaitu kemungkinan pertama adanya gangguan / arus lebih sehingga F1 lepas dan k1 trip, atau memang sengaja dihentikan dengan menekan tombol SO. Arah putaran motor berbalik menjadi kearah kiri jika tombol S2 ditekan. Pembalik arah putaran ini dikendalikan oleh 2 saklar magnit. Saklar magnit K1 menghubungkan L1 – U ; L2 – V ; L3 – W, sehingga motor berputar ke kanan. Sedangkan saklar magnit K2 menghubungkan L1 – W ; L2 – V ; L3 – U, sehingga motor bergerak ke kiri.
Untuk mengantisipasi kejadian hubung singkat pada rangkaian pengendali, maka saat S1 ditekan (sambung), maka rangkaian yang ke K2 terputus akibat kontak NC dari S1 yang dihubung seri kondisi lepas. Demikian juga sebaliknya, saat S2 ditekan, kontak NC yang disambung seri pada K1 akan lepas. Pengendali motor ini diproteksi pengaman arus hubung singkat F9 dan pengaman arus lebih TOR F1.
4.3.5.4 Pengendali Starter Motor Dengan Pengasutan Y – ????
Pada motor-motor yang berdaya besar (khususnya lebih besar dari 4kVA), untuk mengurangi kejutan pada saat start, salah satu peredamnya dengan menggunakan kendali Y – ????. Saklar magnit k1M berfungsi untuk menghubungkan L1 – V ; L2 – V ; L3 – W, (dengan kondisi putaran motor ke kanan jika k2M / k3M bekerja) atau menghubungkan L1 – V1 ; L2 – V1 ; L3 – W3 (dengan kondisi putar motor ke kiri jika k2M / k3M bekerja). K1M dikopel dengan timer K1T yang bias diset satuan waktu (missal 7 detik). Saklar magnit k2M berfungsi untuk hubung bintang / Y yaitu menghubungkan U2 – V2 – V3 sebagai titik bintang. Sedangkan k2M berfungsi untuk menghubungkan U2 – W1 ; V2 – U1 ; dan W2 – V1. Saat S1 ditekan, maka yang bekerja k1M dan k3M (hubung Y) dan lampu tanda H1 menyala. Setelah 7 detik k1T bekerja sehingga k2M bekerja (hubung ????) dan k3M lepas karena kontak NC k1T setelah 7 detik lepas dan memutus rangkaian k3M. Untuk mengantisipasi agar k2M dan k3M tidak bekerja bersamaan, maka di kontak NC k3M dirangkaikan seri k2M dan kontak NC k2M dirangkaikan seri dengan k3M.
4.3.5.5 Pengendali Starter Motor Rotor Lilit Dengan Pengasutan Resistor
Untuk mengendalikannya diperlukan 4 buah saklar magnit. Saklar magnit K1M berfungsi untuk menghubungkan jaringan ke belitan stator yaitu L1 – U ; L2 – V ; L3 – W. Dalam gambar ini resistor yang digunakan ada 4 tahap. Saklar magnit k2M/k3M/k4M masing-masing berfungsi untuk mengatur arus rotor dari k1M secara bertahap. Pengaturan kontaknya masing-masing dengan timer yaitu kerja k4M diatur oleh timer k1T, saklar magnit k3M oleh oleh k4T dan saklar magnit k2M diatur oleh k3T. jika masing-masing timer diatur bekerja dengan tanda waktu 7 detik, maka setelah S1 ditekan (posisi on) motor langsung bekerja dengan putaran lambat dan ada arus minimum pada rotor (k1M).
Setelah 7 detik, saklar magnit k4M bekerja karena kontak NO k1T sambung. Demikian seterusnya setelah 7 detik, k3M bekerja setelah kontak NO k4T sambung, k2M bekerja setelah kontak NO k3T sambung. Saat yang terakhir ini kondisi arus rotor dalam keadaan hubung singkat dan motor bekerja normal. Motor ini dapat berhenti secara otomatis bila terjadi arus lebih akibat kerja dari TOR atau terjadi hubung singkat, sehingga sekering F7 putus. Untuk menghentikan secara manual dengan menekan tombol SO.

Selasa, 15 November 2011

PLC Ladder diagram


            Pemograman PLC umumnya menggunakan ladder diagram. Pemograman ini di dasari dari rangkaian relay, sehingga bentuk pemograman berupa symbol-2 kontak NO, NC, coil, bus bar vertical kanan dan kiri dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para engineer atau teknisi listrik mempelajari PLC. Jika engineer atau teknisi listrik sudah memahami konsep relay, maka akan lebih mudah mempelajari PLC. Jika belum mengerti tentang relay baca artikel saya sebelumnya tentang Basic Relay dan Relay wiring diagram.
A.Relay wiring diagram vs. PLC ladder diagram
            Perbedaan antara Relay wiring diagram dengan PLC ladder diagram dapat di lihat pada gambar berikut:
            Pemograman PLC umumnya menggunakan ladder diagram. Pemograman ini di dasari dari rangkaian relay, sehingga bentuk pemograman berupa symbol-2 kontak NO, NC, coil, bus bar vertical kanan dan kiri dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memudahkan para engineer atau teknisi listrik mempelajari PLC. Jika engineer atau teknisi listrik sudah memahami konsep relay, maka akan lebih mudah mempelajari PLC. Jika belum mengerti tentang relay baca artikel saya sebelumnya tentang Basic Relay dan Relay wiring diagram.
A.Relay wiring diagram vs. PLC ladder diagram
            Perbedaan antara Relay wiring diagram dengan PLC ladder diagram dapat di lihat pada gambar berikut:

Dalam ladder diagram peralatan input baik berupa kontak, switch, sensor dan lain-lain hanya di tulis dengan simbol NO atau NC saja. hanya saja simbol NO atau NC tersebut mempunyai alamat spesifik dari peralatan input tersebut. dimana peralatan input tersebut terhubung, begitu juga peralatan output. Dari contoh di atas, Switch kondisi normalnya NO, maka dalam pemograman PLC di atas di tulis dengan simbol NO dengan alamat X0. Begitu juga PB1, alamatnya di X1. sedangkan PB2 kondisi normalnya NC, namun dalam pemograman PLC di atas di tulis dengan simbol NO juga di alamat X2. Mengapa PB2 dalam program plc di tulis dengan NO dengan alamat X2? hal ini bertujuan agar program yang di buat cara kerjanya sama dengan rangakaian relay wiring diagram.
            Pada rangkaian relay wiring diagram PB2 di fungsikan sebagai tombol reset. maka dalam program ladder diagram juga di fungsikan yang sama dengan relay wiring diagram. Untuk Coil relay (R1) pada contoh di atas  di tulis dengan simbol M1 di program PLC. M1 di sini adalah internal relay, relay yang di maksud bukan berupa hardware, tetapi software. M1 di sini adalah internal relay yang di siapkan untuk di gunakan sebagai pengganti hardware Relay yang sesungguhnya. Sedangkan Lampu (L1) dalam program di atas di tulis dengan Y20 dalam program PLC. Artinya PLC tidak bisa langsung di hubungkan ke beban. Untuk mengaktifkan beban, PLC mengirim sinyal ke output module, lalu dari output module di lanjutkan ke beban. Dari contoh di atas Lampu di hubungkan ke Y20.

            Bagi anda yang masih awam dengan PLC, mungkin anda makin pusing dengan gambar di atas atau mungkin anda berpikiran, pakai plc malah bikin ruwet. anggapan seperti itu sangat salah, karena dengan plc anda tidak perlu merubah wiring untuk merubah sistem kerja dari rangkaian di atas. anda hanya cukup merubah program yang ada.


 Cara kerja program di atas dapat anda lihat pada table berikut:

Input
Output
Switch
PB1
PB2
Lampu
off
x
x
off
x
off
x
off
x
x
off
off
on
on
on
on
Catatan :
­      1.  Tanda X artinya kondisinya bisa on atau bisa off. 
      2. Jika PB2 itu di tekan, maka sambungan PB2 putus. kondisi ini di katakan kondisinya      off. Fungsi PB2 di atas adalah sebagai tombol reset.   
      3.Jika PB1 di tekan, lalu di lepas lagi, maka Lampu tetap menyala, karena kontak  X1 (PB1) di hold / di tahan oleh kontak M1 internal relay.

Beda Cara Kerja 

            Jika anda menginginkan cara kerjanya berbeda dengan sebelumnya maka anda cukup merubah programnya saja. misalkan anda menginginkan cara kerja seperti ini. 
Input
Output
Switch
PB1
PB2
Lampu
x
x
off
off
x
off
x
off
off
on
on
on
on
on
on
off
            Dengan cara kerja di atas, maka program ladder diagramnya berubah menjadi seperti berikut ini.

            Coba anda bandingkan dengan program sebelumnya, perbedaannya hanya di kontak X0 saja. gampang bukan. Saya pikir Penjelasan mengenai hal ini terlalu luas dan melebar. hal ini saya lakukan hanya untuk menunjukkan bahwa pemograman plc itu mirip dengan rangkaian relay wiring diagram. Dengan plc anda tidak perlu merubah wiring cukup hanya dengan merubah program ladder diagarm saja. 


Key Point / Point Penting 

Contoh di atas jangan anda ambil pusing, tinggalkan saja, tidak usah di pikirkan. anda perhatikan gambar berikut.

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
  1. Busbar vertikal yang ada di sebelah kiri adalah busbar daya yang berfungsi sebagai arah sinyal. artinya aliran sinyal mengalir dari kiri ke kanan
  2. Simbol X0 di atas adalah simbol NO dari sebuah device plc. untuk device plc yang berupa kontak NO atau NC itu bisa berasal dari peralatan input yang terhubung pada input module PLC, bisa juga kontak dari device internal relay M atau dari device yang lain, seperti device Y, T,C dan lain sebagainya.
  3. Di bawah simbol kontak NO pada alamat X0 terdapat tulisan "switch", ini adalah komentar yang di tulis oleh designer untuk memudahkan memonitor program yang sudah di buat.
  4. Garis lurus horizontal yang di akhiri dengan garis titik-titik, maksudnya adalah garis instruksi yang bisa di pakai untuk mengembangkan program yang di buat.


            Selanjutnya anda perhatikan gambar potongan selanjutnya dari gambar ladder diagram pada gambar berikut ini.

            Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
  1. Simbol M0 di atas adalah device yang di gunakan sebagai output / coil. 
  2. Tulisan master on pada device M0 di atas adalah komentar yang di tulis oleh designer yang menyatakan fungsi dari device tersebut.
  3. Busbar vertical sebelah kanan merupakan busbar daya yang sinyalnya sudah standby. artinya jika sinyal dari busbar vertikal sebelah kiri sudah sampai pada terminal paling kiri dari device output / coil, maka device tersebut akan aktif / bekerja. Jika device tersebut berupa coil dari internal relay M, maka kontak-2 internal relay M akan bekerja.
Dalam ladder diagram peralatan input baik berupa kontak, switch, sensor dan lain-lain hanya di tulis dengan simbol NO atau NC saja. hanya saja simbol NO atau NC tersebut mempunyai alamat spesifik dari peralatan input tersebut. dimana peralatan input tersebut terhubung, begitu juga peralatan output. Dari contoh di atas, Switch kondisi normalnya NO, maka dalam pemograman PLC di atas di tulis dengan simbol NO dengan alamat X0. Begitu juga PB1, alamatnya di X1. sedangkan PB2 kondisi normalnya NC, namun dalam pemograman PLC di atas di tulis dengan simbol NO juga di alamat X2. Mengapa PB2 dalam program plc di tulis dengan NO dengan alamat X2? hal ini bertujuan agar program yang di buat cara kerjanya sama dengan rangakaian relay wiring diagram.
            Pada rangkaian relay wiring diagram PB2 di fungsikan sebagai tombol reset. maka dalam program ladder diagram juga di fungsikan yang sama dengan relay wiring diagram. Untuk Coil relay (R1) pada contoh di atas  di tulis dengan simbol M1 di program PLC. M1 di sini adalah internal relay, relay yang di maksud bukan berupa hardware, tetapi software. M1 di sini adalah internal relay yang di siapkan untuk di gunakan sebagai pengganti hardware Relay yang sesungguhnya. Sedangkan Lampu (L1) dalam program di atas di tulis dengan Y20 dalam program PLC. Artinya PLC tidak bisa langsung di hubungkan ke beban. Untuk mengaktifkan beban, PLC mengirim sinyal ke output module, lalu dari output module di lanjutkan ke beban. Dari contoh di atas Lampu di hubungkan ke Y20.

            Bagi anda yang masih awam dengan PLC, mungkin anda makin pusing dengan gambar di atas atau mungkin anda berpikiran, pakai plc malah bikin ruwet. anggapan seperti itu sangat salah, karena dengan plc anda tidak perlu merubah wiring untuk merubah sistem kerja dari rangkaian di atas. anda hanya cukup merubah program yang ada.


 Cara kerja program di atas dapat anda lihat pada table berikut:

Input
Output
Switch
PB1
PB2
Lampu
off
x
x
off
x
off
x
off
x
x
off
off
on
on
on
on
Catatan :
­      1.  Tanda X artinya kondisinya bisa on atau bisa off. 
      2. Jika PB2 itu di tekan, maka sambungan PB2 putus. kondisi ini di katakan kondisinya      off. Fungsi PB2 di atas adalah sebagai tombol reset.   
      3.Jika PB1 di tekan, lalu di lepas lagi, maka Lampu tetap menyala, karena kontak  X1 (PB1) di hold / di tahan oleh kontak M1 internal relay.

Beda Cara Kerja 

            Jika anda menginginkan cara kerjanya berbeda dengan sebelumnya maka anda cukup merubah programnya saja. misalkan anda menginginkan cara kerja seperti ini. 
Input
Output
Switch
PB1
PB2
Lampu
x
x
off
off
x
off
x
off
off
on
on
on
on
on
on
off
            Dengan cara kerja di atas, maka program ladder diagramnya berubah menjadi seperti berikut ini.

            Coba anda bandingkan dengan program sebelumnya, perbedaannya hanya di kontak X0 saja. gampang bukan. Saya pikir Penjelasan mengenai hal ini terlalu luas dan melebar. hal ini saya lakukan hanya untuk menunjukkan bahwa pemograman plc itu mirip dengan rangkaian relay wiring diagram. Dengan plc anda tidak perlu merubah wiring cukup hanya dengan merubah program ladder diagarm saja. 


Key Point / Point Penting 

Contoh di atas jangan anda ambil pusing, tinggalkan saja, tidak usah di pikirkan. anda perhatikan gambar berikut.

Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
  1. Busbar vertikal yang ada di sebelah kiri adalah busbar daya yang berfungsi sebagai arah sinyal. artinya aliran sinyal mengalir dari kiri ke kanan
  2. Simbol X0 di atas adalah simbol NO dari sebuah device plc. untuk device plc yang berupa kontak NO atau NC itu bisa berasal dari peralatan input yang terhubung pada input module PLC, bisa juga kontak dari device internal relay M atau dari device yang lain, seperti device Y, T,C dan lain sebagainya.
  3. Di bawah simbol kontak NO pada alamat X0 terdapat tulisan "switch", ini adalah komentar yang di tulis oleh designer untuk memudahkan memonitor program yang sudah di buat.
  4. Garis lurus horizontal yang di akhiri dengan garis titik-titik, maksudnya adalah garis instruksi yang bisa di pakai untuk mengembangkan program yang di buat.


            Selanjutnya anda perhatikan gambar potongan selanjutnya dari gambar ladder diagram pada gambar berikut ini.

            Penjelasan dari gambar di atas adalah sebagai berikut:
  1. Simbol M0 di atas adalah device yang di gunakan sebagai output / coil. 
  2. Tulisan master on pada device M0 di atas adalah komentar yang di tulis oleh designer yang menyatakan fungsi dari device tersebut.
  3. Busbar vertical sebelah kanan merupakan busbar daya yang sinyalnya sudah standby. artinya jika sinyal dari busbar vertikal sebelah kiri sudah sampai pada terminal paling kiri dari device output / coil, maka device tersebut akan aktif / bekerja. Jika device tersebut berupa coil dari internal relay M, maka kontak-2 internal relay M akan bekerja.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review